Kamis, 02 Juli 2015

Deskripsi Asam askorbat



ACIDUM ASCORBICUM/VITAMIN C/ASAM ASKORBAT

Asam askorbat merupakan salah satu zat aktif yang biasa digunakan sebagai vitamin untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Sejarah dan kimia, Defisiensi vitamin C yang dinamakan skorbut atau scurvy telah dikenal semenjak tahun 1720. Diketahui pula bahwa penyakit tersebut dapat dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar terutama golongan jeruk yang ternyata mengandung vitamin C. Asam askorbat mula-mula dikenal sebagai asam heksuronat dengan rumus C6H8O6. Karena berkhasiat antiskorbut maka dinamakan asam askorbat atau vitamin C (Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2011; 777).

Vitamin C banyak terdapat di semua sayur-mayur, khususnya kol, paprika, peterseli, dan asperges, serta buah-buahan terutama jenis sitrus (jeruk nipis dan jeruk lain), arbei dan buah kembang ros. Juga agak banyak di kentang bila direbus dengan kulitnya dan hanya sedikit dalam susu sapi dan daging, kecuali hati. Dalam tubuh terdapat di banyak jaringan termasuk darah dan leukosit. Vitamin C mudah dioksidasi dan diinaktifkan (okdisasi)bila makanan terlalu dimasak lama. Khasiatnya yang terpenting adalah pada dosis terapeutis yang cukup tinggi berdaya antiviral kuat dan antibakteri, yang diperkirakan berdasarkan sifat antioksidannya (Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2011; 777).
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi, dan bekerja sebagai kofaktor untuk profil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen . Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering. Dalam bentuk larutan diwadah terbuka, zat ini cepat rusak (Tjay dan Kirana, 2006; 855-856).
Pada jaringan, fungsi vitamin C ialah dalam sintesis kolagen, proteologlikan zat organik matriks antara sel lain misalnya pada tulang, gigi, endotel kapiler (Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2011; 777).
Dosis: pada defisiensi 2 dd 250-500 mg p.c., bayi 100 mg sehari, prfiklaktis 100-1000 mg sehari. Orang dengan lambung peka, sebaiknya menggunakan garam Ca atau Mg-askorbat yang bereaksi netral. Terapi alternatif penyakit Pfeiffer: 3-4 dd 1000 mg selama 7-10 hari .(Tjay dan Kirana, 2006; 855-856).
 Nama zat aktif     :     Asam askorbat
 Nama kimia         :     ACIDUM ASCORBICUM
Sinonim     :    Acide ascorbique; Ácido ascórbico; Acidum ascorbicum; LAscorbic, Acid; Askorbiinihappo; Askorbik Asit; Askorbinsyra; Askorbo rugštis; Aszkorbinsav; Cevitamic Acid; E300; Kwas askorbowy; Kyselina askorbová; Vitamin C. The enolic form of 3-oxo-L-gulofuranolactone; 2,3-Didehydro-L-threo-hexono-1,4-lactone.
 RM/BM                :     C6H8O6 / 176.1
Rumus Struktur    :


 

 Kelarutan             :     Larut dalam 3-3,5 air, 1 dalam 25 alkohol dan dalam 10 metil alkohol larut dalam aseton. Praktis tidak larut kloroform eter, dan minyak tanah.
 Pemerian              :     Berbau lemah atau hampir tidak berbau, warna yang tidak telalu kristal atau putih atau bubuk kristal kuning. Dengan rasa asam askorbat bisa diekstraksi dari buah yang masak dari Capsicum annum atau kandungan sayur-mayur.
 Range                   :     50-1500 mg
 Penyimpanan        :     Terlindung dari cahaya, dingin dan tempat yang kering
 Kegunaan             :     Antioksidan
  Penggolongan       :     Asam askorbat termasuk golongan vitamin larut air dimana obat ini dimaksudkan untuk memelihara jaringan-jaringan tubuh dan sebagai antioksidan dan sangat dibutuhkan dalam jaringan tubuh kita.

1.        Bentuk senyawa zat aktif
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi, dan bekerja sebagai kofaktor untuk profil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen . Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering. Dalam bentuk larutan diwadah terbuka, zat ini cepat rusak.
Obat yang digunakan dalam bentuk tablet effervescent ini untuk mendapatkan efek farmakologinya, sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin membentuk larutan jernih.
2.        Efek farmakologi dan mekanisme kerja dalam tubuh
Reasorpsinya dari usus cepat dan praktis sempurna (90%) tetapi menurunn pada dosis diatas 1 gr. Distribusinya kesemua jaringan terdapat dalam cortex anak ginjal. Dalam darah sangat mudah dioksidasi secara reversibel menjadi dehidroaskorbat yang hampir sama zat aktifnya. Sebagian kecil dirombak menjadi asam oksalat dengan jalan pemutusan ikatan antara C2 dan C3. Ekskresi berlangsung terutama sebagai asa, oksalat.
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi, dan bekerja sebagai kofaktor untuk profil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen . Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering. Dalam bentuk larutan diwadah terbuka, zat ini cepat rusak.
3.        Nasib obat dalam tubuh
Vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorbsi. Kadar dalam leukosit dan trombosit lebih besar dari pada dala plasma dan eritrosit. Distribusinya luas keseluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lunak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk darah melewat ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.
4.        Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi                  :   Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut. Selain itu vitamin C digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak ada hanbungannya denga defisiensi vitamin C dan seringkali digunakan dengan dosis besar. Akan tetapi ternyata efektivitasnya tidak jelas atau tidak terbukti. Vitamin C tdak mengurangi insidens common colds meskipun dapat sedikt menguragi beratnya sakit dan lamanya masa sakit. Juga terbukti vitamn C tidak bermanfaat utuk kenker lanjut. Vitamin C mega dosis tidak terbukti efektif untuk aterosklerosis, penyembuhan luka, dan skizofrensia. Karena sifat reduktornya vitamin C digunakan untuk mengaatasi methemoglobinemia idiopatik, meskipun kurang efektif dibandingkan dengan biru metilen. Dosis yang dianjurkan minimal 150 mg.
Kontraindikasi       :    Hipersensitif, Terabsorbsi mulai gastrointestinal pada saluran pencernaan, secara luas terdistribusi didalam tubuh pada jaringan otot.
5.        Dosis, perhitungan dosis dan aturan pakai
Dosis        :    500 mg asam askorbat pertablet effervescent
Perhitungan dosis
Sekali : 500 mg x 1 tablet : 500 mg/tablet
Sehari : 500 mg x 3 tablet : 1500 mg/tablet
Aturan pakai
Pencegahan: 2-3 x sehari 50 - 100 mg
Pengobatan: sehari 200 - 600 mg
6.        Efek samping dan toksisitas obat
Vitamin dengan dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyeabkan diare. Hal ini terjadi karena efek iritasi langsung pada mukosa usus yang mengakibatkan peningkatan perstaltik. Efek iritasi jua dapat menyebabkan uretritis nonspesifik terutama pada uretra distal. Dosis besasr tersebut juga meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vitamin C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat.penggunaan kronik vitamin C dosis sangat besar dapat menyebabkan ketergantungan, dimana penurunan mendadak kadar vitamin C dapat menimbulkan rebound scurvy. Hal ini dapat dihindari mengurangi asupan vitamin C secara bertahap. Vtamin C mega dosis parenteral dapat menyebabkan oksalosis yang meluas, aritmia jantung, dan kerusakan ginjal berat.
Dosis vitamin C 1 g/hari dilaporkan meningkatkan kadar etinil estradiol plasma. Interaksi ini dapat mengakibatkan break through bleeding dan kegagalan kontrasepsi, bila pemakaian kontrasepsi oral yang mengandung etinil estradiol ersebut menghentikan penggunaan vitamin C secara tiba-tiba.
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi, sehingga dosis besar dapat berbahaya pada pasien hemokromatis, talasemia dan anemia sideropln defisieastik. Hemolisis ringan dilaporkan terjadi pada pasien dengan defisiensi G6PD. Hemolisis akut dapat menyebabkan koagulasi intravascular diseminata dan gagal ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian. vitamin C mega dosis juga dapat mengakibatkan krisis Sickle cell.
7.        Interaksi obat
Asam askorbat tidak cocok untuk dikombinasikan dengan aspirin yang mengakibatkan vitamin C dapat berkurang dan dapat mencapai konsentrasi toksik menyebabkan salisilisme.
Vitamin B12 juga tidak cocok digunakan bersamaan sam askobat karena dapat mengakibatkan aktivitas vitamin B12 menurun. Vitamin C dapat meningkatkan resorpsi besi, sedangkan vitamin B12 diperlemah efeknya sehingga dpat terjadi defisiensi.
Pil KB tidak dapat digunakan bersamaan karena efek pil KB dapat meningkat. Jika vitamin C digunakan sewaktu-waktu, resiko hamil meningkat pada saat vitamin tak digunakan. Ini disebabkan adaya efek balik karena kadar hormone pil KB dalam darah turun. Kemungkinan terjadiya interaksi terlihat jika terjadi perdarahan. Interkasi ni terjadi pada kadar vitamin C yang tinggi, yaitu 1000 mg atau lebih per hari. Interaksi dapat dicegah jika kadar vitamin C yang digunakan hanya 250-500 mg.
8.        Penggunaan pada kondisi khusus, peringatan dan perhatian
Bersifat asam, hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung. Tidak boleh disimpan dalam keadaan terbuka diudara bebas karena mudah teroksidasi dengan oksigen.
9.        Cara penyimpanan dan contoh sediaan yang beredar dipasaran
a.       Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil (rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat yang berbeda-beda. Dapat disimpan pada suhu ruangan, tidak boleh disimpan dalam keadaan terbuka diudara bebas karena mudah teroksidasi dengan oksigen.
b.      Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan terkunci.
c.       Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna.
d.      Contoh sediaan yang beredar dipasaran dengan nama pabriiknya yaitu :
1)      Askorbin                  :    Kimia Farma
2)      Bekamin C Forte      :    Kimia Farma
3)      Biferce                     :    Sanbe Farma
4)      Cevita                       :    Varia Sekata
5)      Dancimin-C              :    Dankos
6)      Vitalog-C                 :    Bernofarm
7)      Redoxon                  :    Rhoce
8)      Kiddyce                   :    First Medipharma
9)      Sweeta C                  :    Combiphar
10)  Xon-CE                    :    Kalbe Farma
                                                       (ISO Indonesia Volume 43, 2008; 463)

0 komentar:

Posting Komentar