Minggu, 28 Juni 2015

Resume Sediaan Semi Solid (Larutan)

Tengok Resume Tekhnologi Sediaan Semi Solid (Larutan)

1.      Pengertian larutan ?
Jawab :
Ø  Menurut  Farmakope  Indonesia  Edisi  IV halaman 13,  larutan  adalah  sediaan  cair  yang  mengandung  satu  atau  lebih  zat  kimia  terlarut, misalnya : terdispersi  secara  molekuler  dalam  pelarut  yang  sesuai  atau  campuran  pelarut  yang  saling  bercampur.
Ø  Menurut Farmakope Indonesia edisi III halaman 32, larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
Ø  Menurut Formularium Nasional 1978 halaman 332, larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan suatu jenis obat atau lebih dalam pelarut dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau untuk dimasukkan kedalam rongga tubuh.
Ø  Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 304, Larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya.
Ø  Menurut Leon Lachman, larutan adalah suatu zat dalam pelarut tertentu atau campuran dua atau lebih zat yang homogen membentuk larutan yang jernih.

Kesimpulan:
larutan adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih obat dalam pelarut (dengan zat pelarut yang sesuai) serta digunakan sebagai obat, baik obat dalam dalam ataupun obat luar. Larutan juga dapat diartikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdiri atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).


2.      Kelebihan  dan  kekurangan  sediaan  larutan ?
Jawab :
Ø  Kelebihan  sediaan  larutan :
a.         Lebih  mudah  ditelan  disbanding bentuk  padat  sehingga  dapat  digunakan  untuk  bayi, anak-anak , dan  usia  lanjut.
b.        Segera  diabsorpsi  karena  sudah  berada  dalam  bentuk  larutan  ( tidak  mengalami  proses  disintegrasi  dan  pelarutan ).
c.         Obat  secara  homogen  terdistribusi  ke  seluruh  sediaan.Mengurangi  resiko  iritasi  pada  lambung  oleh  zat-zat  iritan  ( contoh : Aspirin, KCl ), karena  larutan  akan  segera  diencerkan  oleh  isi  lambung.
d.        Mudah di beri pemanis ,bau-bauan ,dan warna .dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
e.         Untuk pemakain luar,bentuk larutan mudah di gunakan.

Ø  Kekurangan  sediaan  larutan :
a.         Larutan  bersifat  voluminous,  sehingga  kurang  menyenangkan  untuk  diangkut  dan  disimpan.  Apabila  kemasan  rusak , keseluruhan  sediaan tidak  dapat  dipergunakan.
b.        Stabilitas  dalam  bentuk  larutan  biasanya  kurang  baik  dibandingkan  bentuk  sediaan  tablet  atau  kapsul,  terutama  jika  bahan  mudah  terhidrolisis.
c.         Larutan  merupakan  media  ideal  untuk  pertumbuhan  mikroorganisme, oleh  karena  itu  memerlukan  penambahan  pengawet.
d.        Ketetapan  dosis  tergantung  pada  kemampuan  pasien  untuk  menakar.
e.         Rasa  obat  yang  kurang  menyenangkan  akan  lebih  terasa  jika  diberikan  dalam  larutan  dibandingkan  dalam  bentuk  padat . Walaupun  demikian.  Larutan  dapat  diberi  pemanis  dan  perasa  agar  penggunaanya  lebih  nyaman.

3.      Jenis-jenis larutan ?
Jawab :
a.       Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
b.      Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.

Ø  Berdasarkan kelarutan suatu zat, maka tipe larutan dapat dibagi atas :
a.       Larutan encer, yaitu jumlah zat A yang terlarut adalah kecil
b.      Larutan pekat, yaitu larutan mengandung fraksi yang besar dari zat A
c.       Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan suhu tertentu
d.      Larutan lewat jenuh, yaitu larutan ynag menganduung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya didalam air pada suhu kamar

Ø  Berdasarkan tujuan penggunaan, yaitu
a.       Larutan steril, meliputi larutan untuk penggunaan luar untuk pengobatan luka/ kulit terbuka, contohnya : larutan antikoagulan, irigasi kandung kemih, larutan sialisa intraperitonium.
b.      Larutan antiseptik,mudah sekali dicemari mikroba yang telah resisten. Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru didihkan, wadahnya harus betul-betu bersih dan tidak menggunakan tutup gabus. Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari 1 minggu setelah tutup dibuka.
c.       Larutan non-steril, meliputi larutan obat dalam (peroral), larutan untuk kulit utuh, larutan hemodialisa

Ø  Bentuk  sediaan  larutan  berdasarkan  cara  pemberiannya  dibedakan  atas :
a.       Larutan  oral  yaitu  sediaan  cair  yang  dibuat  untuk  pemberian  oral, mengandung  satu atau  lebih  zat  dengan  atau  tanpa  bahan  pengaroma, pemanis  atau  pewarna  yang  larut dalam  air  atau  campuran  cosolven-air.
1.      Potiones (obat minum)
Adalah solutio  yang  dimaksudkan  untuk  pemakaian  dalam ( peroral ). Selain  berbentuk larutan  potio  dapat  juga  berbentuk  emulsi  atau  suspensi.
2.      Sirup
Ada  3  macam  sirup  yaitu :
a.         Sirup  simpleks,  mengandung  65 %  gula  dalam  larutan  nipagin  0,25 %  b/v.
b.         Sirup obat,  mengandung  satu  atau  lebih  jenis  obat  dengan  atau  tanpa  zat  tambahan  digunakan  untuk  pengobatan.
c.         Sirup  pewangi,  tidak  mengandung  obat  tetapi  mengandung  zat  pewangi  atau penyedap  lain. Penambahan  sirup  ini  bertujuan  untuk  menutup  rasa  atau  bau  obat yang  tidak  enak.
3.      Elixir
Adalah  sediaan larutan  yang  mengandung  bahan  obat  dan  bahan  tambahan  ( pemanis, pengawet, pewarna  dan  pewangi ) sehingga  memiliki  bau  dan  rasa  yang sedap  dan sebagai  pelarut  digunakan  campuran  air – etanol. Di sini  etanol  berfungsi  mempertinggi kelarutan  obat  pada  elixir  dapat  pula  ditambahkan gliserol, sorbitol  atau  propilenglikol. Sedangkan  untuk pengganti  gula  bisa digunakan  sirup  gula.
4.      Netralisasi,  saturatio  dan  potio  effervescent.
a.       Netralisasi  adalah  obat  minum  yang  dibuat  dengan  mencampurkan  bagian  asam  dan  bagian  basa  sampai  reaksi  selesai  dan  larutan  bersifat  netral. Contohnya : solutio  citratis  magnesici,  amygdalas  ammonicus.
b.      Saturatio  adalah  Obat  minum  yang  dibuat  dengan  mereaksikan  asam  dengan  basa tetapi  gas  yang  terjadi  ditahan  dalam  wadah  sehingga  larutan  jenuh  dengan  gas.
c.       Potio  effervescent  adalah  Saturatio  yang  CO2 nya lewat  jenuh.
5.      Guttae ( drops )
Guttae / obat  tetes  adalah  sediaan  cair  berupa  larutan,  emulsi  atau  suspensi,  apabila tidak  dinyatakan  lain  maka  dimaksudkan  untuk  obat  dalam.

b.      Larutan  topikal  adalah  larutan  yang  biasanya  mengandung  air  tetapi  seringkali  juga pelarut  lain, misalnya  etanol  untuk  penggunaan  topikal  pada  kulit  dan  untuk  penggunaan topikal  pada  mukosa  mulut.  Larutan  topikal  yang  berupa  suspensi  disebut  lotio. Sediaan-sediaan  termasuk  larutan  topikal :


1.      Collyrium
Adalah  sediaan  berupa  larutan  steril, jernih, bebas  pirogen, isotonis, digunakan untuk membersihkan  mata. Dapat  ditambahkan  zat  dapar  dan  zat  pengawet.
2.      Guttae  Ophthalmicae
Tetes  mata  adalah  larutan  steril  bebas  partikel  asing  merupakan  sediaan  yang dibuat dan  dikemas  sedemikian  rupa  hingga  sesuai  digunakan  pada  mata. Tetes mata  juga tersedia  dalam  bentuk  suspensi, partikel  halus  dalam  bentuk termikronisasi  agar  tidak menimbulkan  iritasi  atau  goresan  pada  kornea.
3.      Gargarisma
Gargarisma / obat  kumur  mulut  adalah  sediaan  berupa  larutan  umumnya  dalam keadaan  pekat  yang  harus  diencerkan  dahulu  sebelum  digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan  sebagai  pencegahan  atau  pengobatan  infeksi  tenggorokan. Contohnya : Betadin  gargle.
4.      Guttae  Oris
Tetes  mulut  adalah  Obat  tetes  yang  digunakan  untuk  mulut  dengan  cara mengencerkan  lebih  dahulu  dengan  air  untuk  dikumur-kumur, tidak  untuk ditelan.
5.      Guttae  Nasalis
Tetes  hidung  adalah  obat  yang  digunakan  untuk  hidung  dengan  cara meneteskan  obat  ke dalam  rongga  hidung, dapat  mengandung  zat  pensuspensi, pendapar  dan pengawet. Minyak  lemak  atau  minyak  mineral  tidak  boleh digunakan  sebagai  cairan pembawa.
6.      Inhalation
Sediaan  yang  dimaksudkan  untuk  disedot  oleh  hidung  atau  mulut, atau disemprotkan dalam  bentuk  kabut ke dalam  saluran  pernafasan. Tetesan  butiran kabut  harus  seragam dan  sangat  halus  sehingga  dapat  mencapai  bronkhioli.
7.      Injectiones / Obat  suntik
Injeksi  adalah  sediaan  steril  berupa  larutan, emulsi  atau  suspensi  atau  serbuk yang harus  dilarutkan  atau  disuspensikan  lebih  dahulu  sebelum  digunakan, yang  disuntikan dengan  cara  merobek  jaringan  ke dalam  kulit  atau  melalui kulit atau  selaput  lendir.
8.      Lavement /  Enema /  Clysma
Cairan  yang  pemakaiannya  per rectum / colon  yang  gunanya  untuk membersihkan  atau menghasilkan  efek  terapi  setempat  atau  sistemik. Enema yang  digunakan  untuk membersihkan  atau  penolong  pada  sembelit  atau pembersih  feces  sebelum  operasi, tidak  boleh  mengandung  zat  lendir.  Selain untuk  membersihkan  enema  juga  berfungsi sebagai  karminativa,  emolient, diagnostic,  sedativa,  anthelmintic  dan  lain-lain.
9.      Douche
Adalah  larutan  dalam  air  yang  dimaksudkan  dengan  suatu  alat  ke dalam vagina,  baik untuk  pengobatan  maupun  untuk  membersihkan.  Karena  larutan ini mengandung bahan  obat  atau  antiseptik. Contoh : Betadin  Vagina  Douche.
10.  Epithema / Obat  kompres
Adalah  cairan  yang  dipakai  untuk  mendatangkan  rasa  dingin  pada  tempat-tempat  yang  sakit  dan  panas  karena  radang  atau  berdasarkan  sifat  perbedaan tekanan osmose  digunakan  untuk  mngeringkan  luka  bernanah. Contoh : Rivanol.
11.  Litus  Oris
Oles  bibir  adalah  cairan  agak  kental  dan  pemakaiannya  secara  disapukan dalam  mulut.  Contoh  larutan  10 % Borax  dalam  gliserin.

Ø  Berdasarkan pelarutnya
a.       Sediaan farmasi dengan pelarut air
Contohnya : aqua aromatika dan sirup
b.      Sediaan farmasi dengan pelarut non air
Contohnya : spirit dan eliksir

Ø  Menurut farmakaope  Indonesia edisi lima,larutan adalah sediaan cair yang  menngandung  satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
a.       Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karna hanya sebuah peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia.
b.      Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karna peristiwa fisika. Larutan dapat digolongkan pula menjadi larutan molekuler , miseler, dan makromolekuler.
c.       Larutan mikromolekuler adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro init yang terdiri atas molekul atau ion, eperti alkohol, gliserin, ionatrium, dan ion clorida dengan ukuran 1-10 Ampere.
d.      Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentul molekul atau ion.Jadi larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
e.       Larutan makromolekuler adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler.Mis. Larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin dan larutan polifinil pirolidon.

4.      Kerusakan-kerusakan dalam sediaan larutan ?
Jawab :
a.       Perubahan warna
b.      Perubahan bau
c.       Perubahan rasa
d.      Pencemaran mikroorganisme

5.      Bagaimana cara menangani kerusakan larutan ?
Jawab :
a.       Uji kejenihan, dilakukan dengan memeriksa secara visual dimana wadah dilihat dari luar dibawah penerangan cahaya.
b.      Uji keseragaman volume, diletakkan sejajar dengan meja atau lantai kemudian dilihat keseragaman volumenya.

6.      Interaksi zat dalam sistem larutan, baik secara fisikan maupun kimia.
Jawab :
a.    Ditinjau dari perubahan fisika
Yakni suatu materi yang mengalami perubahan fisika dapat dikembalikan ke zat semula, proses pelarutan gula ini dapat disebut sebagai proses perubahan fisika karena larutan gula dapat menjadi gula dalam bentuk solid kembali dengan cara penguapan (kristalisasi). Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul gula. Jika kristal gula itu dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul gula akan memisah dari permukaan kristal gula menuju ke dalam air (disebut melarut). Molekul gula itu bergerak secara acak seperti gerakan molekul air, sehingga pada suatu saat dapat menumbuk permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain. Sebagian molekul gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk kristal (mengkristal ulang).
b.    Ditinjau dari sisi perubahan kimia
Yakni suatu materi yang mengalami perubahan kimia ditandai dengan terbentuknya zat baru, proses pelarutan gula ini bukan merupakan perubahan kimia karena gula yang dilarutkan dalam air tidak mengalami perubahan struktur molekul. Namun, proses pelarutan gula ini merupakan reaksi kimia karena telah terjadi proses hidrasi pada molekul gula tersebut. Jadi, proses pelarutan gula ini merupakan reaksi kimia tetapi tidak mengalami perubahan kimia alias hanya perubahan fisika pada gula saja. Dapat juga dijumpai pada proses pembuatan karamel.

7.      Pertimbangan dalam merancang sediaan larutan ?
Jawab :
a.         Zat – zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
b.         Zat – zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan.
Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu masukkan zat pelarutnya, dipanasi diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang – goyangkan sampai larut. Zat padat yang hendak dilarutkan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampaai ada yang lengket pada Erlenmeyer. Pemanasan dilakukan dengan api bebas sambil digoyang – goyang untuk menjaga pemanasan kelewat setempat.
c.         Untuk zat yang akan terbentuk hidrat , maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.
d.        Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang – goyangkan atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
e.         Zat – zat yang mudh terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan atau dilarutkan secar dingin.
f.          Zat – zat yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dinaskan serendah – rendahnya sambil digoyang – goyangkan.
g.         Obat – obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.
h.         Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan sebab bila keadaan dingin maka akan terjadi endapan. (Anief, Moh. 2004. Halaman  99 – 101)

Ada beberapa pertimbangan terapeutik dalam merancang bentuk sediaan  yaitu:
a.         Keadaan penyakit, diberikan obat yang berefek lokal atau sistemik, yang bekerja cepat, perlahan-lahan atau lambat.
b.         Pengguna obat, obat dapat diminum sendiri oleh pasien atau harus dengan bantuan tenaga medis.
c.          Tempat absorpsi obat. Absorpsi di saluran pencernaan, dioto atau tempat lainnya.
d.         Umur pasien, untuk balita dan orang lanjut usia obat berbentuk cairan lebih disukai sedangkan orang dewasa lebih menyukai yang lebih praktis seperti kapsul dan tablet.

8.      Termodinamika Larutan ?
Jawab :
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara specifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Suhu merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelarutan suatu zat agar mudah larut. Kebanyakan bahan kimia dapat mudah larut jika dilarutkan pada suhu panas sehingga dapat meningkatkan kelarutan dengan kenaikan suhu.
Istilah-istilah kelarutan :
Sangat mudah larut
Kurang dari 1
Mudah larut
1 – 10
Larut
10 – 30
Agak sukar larut
30 – 100
Sukar larut
100 – 1000
Sangat sukat larut
1000 – 10.000
Praktis tidak larut
Lebih dari 10.000

Persen dinyatakan denagn 4 cara sebagai berikut :
1.      b/b% adalah persen bobot per bobot, yaitu jumlah g zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir (larutan atau campuran)
2.      b/v% adalah persen bobot per volume yaitu jumlah g zat dalam 100ml bahan atau hasil akhir (air atau pelarut lain)
3.      v/v% adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (larutan)
4.      v/b% adalah persen volume per bobotyaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir.

Yang dimaksud persen (%) tanpa penjelasan adalah persen bobot perbobot.
Yang dimaksud dengan bagian tanpa penjelasan adalah baian bobot.

Pernyataan persen untuk
1.      Campuran zat pada atau setengah padat adalah b/b
2.      Larutan dan suspensi adalah b/v
3.      Larutan cair dalam cair adalah v/v
4.      Larutan gas dalam cair adalah b/v


0 komentar:

Posting Komentar