Tengok Resume Tekhnologi Sediaan Semi Solid (Larutan)
1. Pengertian larutan ?
Jawab
:
Ø Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
halaman 13, larutan adalah sediaan cair
yang mengandung satu atau lebih zat
kimia terlarut, misalnya : terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur.
Ø Menurut Farmakope Indonesia edisi III halaman 32, larutan adalah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut
digunakan air suling.
Ø Menurut Formularium Nasional 1978 halaman 332, larutan adalah
sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan suatu jenis obat atau lebih dalam
pelarut dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau untuk
dimasukkan kedalam rongga tubuh.
Ø
Menurut Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi hal 304, Larutan didefinisikan sebagai sediaan
cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya
dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau
penggunaannya tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya.
Ø Menurut Leon Lachman, larutan adalah
suatu zat dalam pelarut tertentu atau campuran dua atau lebih zat yang homogen
membentuk larutan yang jernih.
Kesimpulan:
larutan adalah sediaan yang mengandung satu atau
lebih obat dalam pelarut (dengan zat pelarut yang sesuai) serta digunakan
sebagai obat, baik obat dalam dalam ataupun obat luar. Larutan juga dapat
diartikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdiri atas
pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
2. Kelebihan dan kekurangan sediaan larutan ?
Jawab :
Ø Kelebihan sediaan larutan :
a.
Lebih mudah
ditelan disbanding bentuk padat sehingga dapat
digunakan untuk bayi, anak-anak , dan usia lanjut.
b.
Segera diabsorpsi
karena sudah berada dalam bentuk larutan (
tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan
).
c.
Obat secara
homogen terdistribusi ke seluruh sediaan.Mengurangi
resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat
iritan ( contoh : Aspirin, KCl ), karena larutan akan
segera diencerkan oleh isi lambung.
d.
Mudah di beri pemanis
,bau-bauan ,dan warna .dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
e.
Untuk pemakain
luar,bentuk larutan mudah di gunakan.
Ø Kekurangan sediaan larutan :
a.
Larutan bersifat
voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk
diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak ,
keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan.
b.
Stabilitas dalam
bentuk larutan biasanya kurang baik
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau
kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.
c.
Larutan merupakan
media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme,
oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet.
d.
Ketetapan dosis
tergantung pada kemampuan pasien untuk menakar.
e.
Rasa obat yang
kurang menyenangkan akan lebih terasa jika
diberikan dalam larutan dibandingkan dalam
bentuk padat . Walaupun demikian. Larutan dapat
diberi pemanis dan perasa agar penggunaanya
lebih nyaman.
3.
Jenis-jenis larutan ?
Jawab
:
a.
Larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa
menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan
.Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.
b.
Larutan nonelektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat
uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong
ke dalam larutan nonelektrolit.
Ø Berdasarkan
kelarutan suatu zat, maka tipe larutan dapat dibagi atas :
a. Larutan
encer, yaitu jumlah zat A yang terlarut adalah kecil
b. Larutan
pekat, yaitu larutan mengandung fraksi yang besar dari zat A
c. Larutan
jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut
dalam air pada tekanan dan suhu tertentu
d. Larutan
lewat jenuh, yaitu larutan ynag menganduung jumlah zat A yang
terlarut melebihi batas kelarutannya didalam air pada suhu kamar
Ø Berdasarkan
tujuan penggunaan, yaitu
a. Larutan
steril, meliputi larutan untuk penggunaan luar untuk pengobatan luka/ kulit
terbuka, contohnya : larutan antikoagulan, irigasi kandung kemih, larutan
sialisa intraperitonium.
b. Larutan
antiseptik,mudah sekali dicemari mikroba yang telah resisten.
Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru
didihkan, wadahnya harus betul-betu bersih dan tidak menggunakan tutup gabus.
Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari 1 minggu setelah tutup
dibuka.
c. Larutan
non-steril, meliputi larutan obat dalam (peroral), larutan
untuk kulit utuh, larutan hemodialisa
Ø Bentuk sediaan larutan berdasarkan cara pemberiannya dibedakan atas :
a. Larutan
oral yaitu
sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat dengan
atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran cosolven-air.
1.
Potiones
(obat minum)
Adalah solutio
yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam ( peroral ).
Selain berbentuk larutan potio dapat juga
berbentuk emulsi atau suspensi.
2. Sirup
Ada 3 macam
sirup yaitu :
a.
Sirup
simpleks, mengandung 65 % gula dalam
larutan nipagin 0,25 % b/v.
b.
Sirup obat,
mengandung satu atau lebih jenis obat
dengan atau tanpa zat tambahan digunakan
untuk pengobatan.
c.
Sirup
pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup
rasa atau bau obat yang tidak enak.
3.
Elixir
Adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat
dan bahan tambahan ( pemanis, pengawet, pewarna
dan pewangi ) sehingga memiliki bau dan
rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air – etanol. Di sini etanol berfungsi mempertinggi kelarutan
obat pada elixir dapat pula ditambahkan
gliserol, sorbitol atau propilenglikol. Sedangkan untuk
pengganti gula bisa digunakan sirup gula.
4.
Netralisasi, saturatio dan potio effervescent.
a. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat
dengan mencampurkan bagian asam dan bagian
basa sampai reaksi selesai dan larutan
bersifat netral. Contohnya : solutio citratis
magnesici, amygdalas ammonicus.
b. Saturatio adalah Obat minum yang dibuat
dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi
gas yang terjadi ditahan dalam wadah
sehingga larutan jenuh dengan gas.
c. Potio effervescent adalah Saturatio yang CO2 nya
lewat jenuh.
5.
Guttae ( drops )
Guttae / obat tetes
adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi
atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain
maka dimaksudkan untuk obat dalam.
b. Larutan
topikal adalah larutan
yang biasanya mengandung air tetapi
seringkali juga pelarut lain, misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit
dan untuk penggunaan topikal pada mukosa
mulut. Larutan topikal yang berupa suspensi
disebut lotio. Sediaan-sediaan termasuk larutan
topikal :
1.
Collyrium
Adalah sediaan berupa
larutan steril, jernih, bebas pirogen, isotonis, digunakan
untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar
dan zat pengawet.
2.
Guttae
Ophthalmicae
Tetes mata adalah
larutan steril bebas partikel asing
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi,
partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar
tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
kornea.
3.
Gargarisma
Gargarisma / obat kumur
mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya
dalam keadaan pekat yang harus diencerkan
dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi
tenggorokan. Contohnya : Betadin gargle.
4.
Guttae
Oris
Tetes mulut adalah
Obat tetes yang digunakan untuk mulut
dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan
air untuk dikumur-kumur, tidak untuk ditelan.
5.
Guttae
Nasalis
Tetes hidung adalah
obat yang digunakan untuk hidung dengan
cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung,
dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan
pengawet. Minyak lemak atau minyak mineral tidak
boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
6.
Inhalation
Sediaan yang
dimaksudkan untuk disedot oleh hidung atau
mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam
saluran pernafasan. Tetesan butiran kabut harus
seragam dan sangat halus sehingga dapat
mencapai bronkhioli.
7.
Injectiones /
Obat suntik
Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
8.
Lavement /
Enema / Clysma
Cairan yang
pemakaiannya per rectum / colon yang gunanya
untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi
setempat atau sistemik. Enema yang digunakan
untuk membersihkan atau penolong pada sembelit
atau pembersih feces sebelum operasi, tidak boleh
mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan
enema juga berfungsi sebagai karminativa,
emolient, diagnostic, sedativa, anthelmintic dan
lain-lain.
9.
Douche
Adalah larutan dalam
air yang dimaksudkan dengan suatu alat
ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun
untuk membersihkan. Karena larutan ini mengandung bahan
obat atau antiseptik. Contoh : Betadin Vagina
Douche.
10. Epithema / Obat kompres
Adalah cairan yang
dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada
tempat-tempat yang sakit dan panas karena
radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan
osmose digunakan untuk mngeringkan luka bernanah.
Contoh : Rivanol.
11. Litus Oris
Oles bibir adalah
cairan agak kental dan pemakaiannya secara
disapukan dalam mulut. Contoh larutan 10 % Borax
dalam gliserin.
Ø Berdasarkan pelarutnya
a. Sediaan
farmasi dengan pelarut air
Contohnya : aqua aromatika dan sirup
b. Sediaan
farmasi dengan pelarut non air
Contohnya : spirit dan eliksir
Ø Menurut
farmakaope
Indonesia edisi lima,larutan adalah sediaan cair yang menngandung
satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
a.
Larutan langsung adalah larutan
yang terjadi karna hanya sebuah peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia.
b.
Larutan tidak langsung adalah
larutan yang terjadi semata-mata karna peristiwa fisika. Larutan dapat
digolongkan pula menjadi larutan molekuler , miseler, dan makromolekuler.
c.
Larutan mikromolekuler adalah
suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro init yang terdiri atas
molekul atau ion, eperti alkohol, gliserin, ionatrium, dan ion clorida dengan
ukuran 1-10 Ampere.
d.
Larutan miseler adalah suatu
larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam
bentul molekul atau ion.Jadi larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan
perserikatan koloid.
e.
Larutan makromolekuler adalah
larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler,
tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler.Mis. Larutan
PGA, larutan CMC, larutan albumin dan larutan polifinil pirolidon.
4.
Kerusakan-kerusakan
dalam sediaan larutan ?
Jawab
:
a.
Perubahan warna
b.
Perubahan bau
c.
Perubahan rasa
d.
Pencemaran
mikroorganisme
5.
Bagaimana cara
menangani kerusakan larutan ?
Jawab
:
a.
Uji kejenihan,
dilakukan dengan memeriksa secara visual dimana wadah dilihat dari luar dibawah
penerangan cahaya.
b.
Uji keseragaman volume,
diletakkan sejajar dengan meja atau lantai kemudian dilihat keseragaman
volumenya.
6.
Interaksi zat dalam sistem larutan,
baik secara fisikan maupun kimia.
Jawab :
a.
Ditinjau dari perubahan fisika
Yakni suatu materi yang mengalami perubahan
fisika dapat dikembalikan ke zat semula, proses pelarutan gula ini dapat
disebut sebagai proses perubahan fisika
karena larutan gula dapat menjadi gula dalam bentuk solid kembali dengan cara
penguapan (kristalisasi). Sebutir kristal gula pasir
merupakan gabungan dari beberapa molekul gula. Jika kristal gula itu dimasukkan
ke dalam air, maka molekul-molekul gula akan memisah dari permukaan kristal
gula menuju ke dalam air (disebut melarut). Molekul gula itu bergerak secara
acak seperti gerakan molekul air, sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain. Sebagian molekul gula akan
terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung dengan molekul gula
yang lain sehingga kembali membentuk kristal (mengkristal ulang).
b.
Ditinjau dari sisi perubahan kimia
Yakni suatu materi yang mengalami perubahan
kimia ditandai dengan terbentuknya zat baru, proses pelarutan gula ini bukan merupakan perubahan kimia karena
gula yang dilarutkan dalam air tidak mengalami perubahan struktur molekul.
Namun, proses pelarutan gula ini merupakan
reaksi kimia karena telah terjadi proses hidrasi pada molekul gula
tersebut. Jadi, proses pelarutan gula ini merupakan reaksi kimia
tetapi tidak mengalami perubahan kimia
alias hanya perubahan fisika
pada gula saja. Dapat juga dijumpai pada proses pembuatan karamel.
7. Pertimbangan dalam merancang sediaan larutan ?
Jawab :
a.
Zat – zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
b.
Zat – zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan
pemanasan.
Masukkan zat padat yang akan
dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu masukkan zat pelarutnya, dipanasi
diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang – goyangkan sampai larut. Zat
padat yang hendak dilarutkan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dulu, mencegah
jangan sampaai ada yang lengket pada Erlenmeyer. Pemanasan dilakukan dengan api
bebas sambil digoyang – goyang untuk menjaga pemanasan kelewat setempat.
c.
Untuk zat yang akan terbentuk hidrat , maka air dimasukkan
dulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat
larutnya.
d.
Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes
besar dalam dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang –
goyangkan atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
e.
Zat – zat yang mudh terurai pada pemanasan tidak boleh
dilarutkan dengan pemanasan atau dilarutkan secar dingin.
f.
Zat – zat yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam
botol tertutup dan dinaskan serendah – rendahnya sambil digoyang – goyangkan.
g.
Obat – obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk
meyakini apakah sudah larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu
dibilas.
h.
Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk
mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan sebab bila
keadaan dingin maka akan terjadi endapan. (Anief, Moh.
2004. Halaman 99 – 101)
Ada beberapa
pertimbangan terapeutik dalam merancang bentuk sediaan yaitu:
a.
Keadaan penyakit, diberikan obat yang
berefek lokal atau sistemik, yang bekerja cepat, perlahan-lahan atau lambat.
b.
Pengguna obat, obat dapat diminum sendiri
oleh pasien atau harus dengan bantuan tenaga medis.
c.
Tempat absorpsi obat. Absorpsi di saluran
pencernaan, dioto atau tempat lainnya.
d.
Umur pasien, untuk balita dan orang lanjut
usia obat berbentuk cairan lebih disukai sedangkan orang dewasa lebih menyukai
yang lebih praktis seperti kapsul dan tablet.
8. Termodinamika Larutan ?
Jawab :
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara specifik membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Suhu
merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelarutan suatu zat agar mudah
larut. Kebanyakan bahan kimia dapat mudah larut jika dilarutkan pada suhu panas
sehingga dapat meningkatkan kelarutan dengan kenaikan suhu.
Istilah-istilah kelarutan :
Sangat mudah larut
|
Kurang dari 1
|
Mudah larut
|
1 – 10
|
Larut
|
10 – 30
|
Agak sukar larut
|
30 – 100
|
Sukar larut
|
100 – 1000
|
Sangat sukat larut
|
1000 – 10.000
|
Praktis tidak larut
|
Lebih dari 10.000
|
Persen dinyatakan denagn 4 cara sebagai
berikut :
1. b/b%
adalah persen bobot per bobot, yaitu jumlah g zat dalam 100 g bahan atau hasil
akhir (larutan atau campuran)
2. b/v%
adalah persen bobot per volume yaitu jumlah g zat dalam 100ml bahan atau hasil
akhir (air atau pelarut lain)
3. v/v%
adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau
hasil akhir (larutan)
4. v/b%
adalah persen volume per bobotyaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau hasil
akhir.
Yang
dimaksud persen (%) tanpa penjelasan adalah persen bobot perbobot.
Yang
dimaksud dengan bagian tanpa penjelasan adalah baian bobot.
Pernyataan persen untuk
1. Campuran
zat pada atau setengah padat adalah b/b
2. Larutan
dan suspensi adalah b/v
3. Larutan
cair dalam cair adalah v/v
4. Larutan
gas dalam cair adalah b/v
0 komentar:
Posting Komentar